Kebudayaan suatu negara atau wilayah
tidak terbentuk secara murni. Artinya, kebudayaan bukan hanya merupakan hasil
interaksi dalam masyarakat, namun juga telah terpengaruh dan bercampur dengan
unsur kebudayaan dari luar. Pengaruh budaya asing terjadi pertama kali saat
suatu bangsa berinteraksi dengan bangsa lain. Misalnya, melalui perdagangan dan
penjajahan. Dalam proses interaksi tersebut terjadi saling memengaruhi unsur
budaya antarbangsa.
Pada awalnya, perhatian para sarjana
antropologi untuk memahami bagaimana unsur kebudayaan asing bisa masuk ke
Indonesia adalah melalui penelusuran sejarah mengenai kedatangan bangsa-bangsa
asing ke Indonesia yang bertujuan untuk melakukan kolonisasi. Pada masa
kolonial Belanda diterapkan sistem administrasi, seperti kelurahan, kawedanan,
desa, dan dusun yang sampai sekarang masih tetap berlaku. Pengaruh
budaya asing lainnya yang bersifat positif adalah budaya baca
tulis yang mulai diterapkan pada masyarakat di segala lapisan sosial.
Budaya asing
tidak harus selalu diartikan budaya yang berasal dari luar negeri, seperti
budaya barat. Namun, tidak bisa disangkal bahwa budaya barat berupa makanan,
mode, seni, dan iptek memang telah banyak memengaruhi budaya masyarakat di
Indonesia. Pada abad ke- 20 dan ke-21, pengaruh budaya asing di Indonesia dapat
terlihat melalui terjadinya gejala globalisasi. Dalam proses globalisasi
terjadi penyebaran unsur-unsur budaya asing dengan cepat melalui sarana
teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi.
1. Faktor Sejarah
Indonesia
terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua
samudra, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Karena letak geografis tersebut,
Indonesia terletak di persimpangan jalan yang banyak disinggahi orang-orang
asing. Akibatnya, Indonesia banyak menerima pengaruh unsur kebudayaan asing,
seperti dari India, Cina, dan Eropa. Hubungan dengan masyarakat luar tersebut
menyebabkan bertambahnya keaneka- ragaman kebudayaan Indonesia. Kebudayaan
Indonesia terdiri atas unsur kebudayaan asli, yaitu kebudayaan nenek moyang
pada zaman prasejarah dan unsur kebudayaan dari luar, seperti kebudayaan Hindu,
Buddha, Islam, dan Kristen. Itulah sebabnya, kebudayaan Indonesia banyak yang
diwarnai budaya asing. Misalnya, dalam gaya hidup, cara berpakaian, seni musik,
dan seni tari. Pengaruh Hindu sangat terasa dalam susunan negara dan
pemerintah, terutama mengenai kedudukan raja-raja pada zaman dahulu yang
dianggap sebagai keturunan dewa yang bersifat turun-temurun. Dengan masuknya
Hindu, rakyat Indonesia dapat belajar membaca dan menulis dengan huruf Palawa
dan bahasa Sanskerta. Akibat pengaruh Hindu dan Buddha maka seni bangunan candi
berkembang pesat, seperti dengan berdirinya Candi Borobudur, Prambanan, dan
Mendut. Selain itu, agama Islam juga banyak memengaruhi masyarakat Indonesia.
Hampir sebagian besar penduduk Indonesia terpengaruh budaya Islam. Bahkan di
daerah Aceh, Banten, Cirebon, Demak, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Barat Islam
berkembang pesat, terutama pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa
Eropa di samping membawa pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi juga
menyebarkan agama Kristen.
Pada akhir
abad ke-20 dan awal abad ke-21, Indonesia telah memasuki era globalisasi.
Kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi telah menyebabkan
masuknya pengaruh budaya dari seluruh penjuru dunia dengan cepat ke Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses
terbentuknya sistem organisasi dan sistem komunikasi antar- masyarakat di
seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk mengikuti sistem serta kaidah-kaidah yang
sama. Pada era globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat
diketahui dengan cepat oleh negara lain melalui media massa, seperti televisi,
radio, surat kabar atau internet.
Globalisasi
berlangsung melalui saluran-saluran tertentu, seperti media massa, pariwisata
internasional, lembaga perdagangan dan industri internasional, serta lembaga
pendidikan dan ilmu penge- tahuan. Saluran-saluran globalisasi, antara lain sebagai
berikut.
a. Media Massa
Arus
globalisasi diperoleh melalui media komunikasi massa, seperti radio, televisi,
surat kabar, film, dan internet. Globalisasi melalui media massa telah membuat
dunia menjadi seolah-olah tanpa batas. Melalui media massa, seperti
televisi yang disiarkan dalam jaringan satelit, peristiwa bencana Tsu- nami di
Aceh pada tahun 2004 dapat diketahui di seluruh dunia. Demikain juga dengan
perkembangan internet yang telah memudahkan perkembangan iptek dengan adanya
kemudahan mengakses berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia dengan
murah dan cepat. Selain itu, dalam arus globalisasi, terjadi perubahan perilaku
masyarakat di bidang mode pakaian, peralatan hidup, dan makanan akibat pengaruh
penyebaran informasi dari luar negeri melalui media massa.
b. Pariwisata Internasional
Berkembangnya
sektor pariwisata internasional juga berpengaruh terhadap penyebaran arus
globalisasi. Kegiatan pariwisata internasional yang melibatkan banyak negara
dapat dilakukan dengan mudah karena adanya kemajuan sarana transportasi dan
telekomunikasi. Dengan meningkatnya ke- butuhan wisata antarnegara menyebabkan
masuknya devisa yang sangat dibutuhkan untuk membiayai pembangunan suatu
negara. Dengan berkembangnya sektor pariwisata internasional, seseorang dapat
dengan mudah berpergian dari satu negara ke negara lainnya.
c. Lembaga Perdagangan dan Industri
Internasional
Globalisasi
dalam perdagangan internasional ditandai dengan adanya pasar bebas. Dalam era
pasar bebas, setiap negara akan berlomba-lomba mengembangkan keunggulan
komparatifnya untuk menarik para investor dari luar negeri. Era pasar bebas
juga ditandai adanya kebebasan kontak perdagangan antarnegara tanpa
dibatasi hambatan fiskal dan tarif. Walaupun setiap negara bebas untuk menjalin
hubungan perdagangan, namun tetap diperlukan suatu wadah kerja sama di bidang
ekonomi. Misalnya, pendirian dewan kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC)
dan dewan kerja sama ekonomi Amerika Utara (NAFTA).
Arus
globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi bidang sosial
budaya suatu bangsa. Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di kota-kota
besar di Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi,
informasi, dan transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh penjuru
tanah air. Arus globalisasi yang penyebarannya sangat luas dan cepat tersebut
membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif globalisasi, antara lain
sebagai berikut.
- Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan kehidupan manusia.
- Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.
- Kemajuan teknologi memengaruhi tingkat pemanfaatan sumber daya alam secara lebih efisien dan berkesinambungan.
- Kemajuan iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai iptek sehingga bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa lain.
Globalisasi
juga mempunyai dampak negatif, antara lain sebagai berikut.
- Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme) sehingga kegiatan gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai ditinggalkan.
- Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan mengukur segala sesuatu berdasarkan materi karena hubungan sosial dijalin berdasarkan kesamaan kekayaan, kedudukan sosial atau jabatan. Akibat sikap materialisme, kesenjangan sosial antara golongan kaya dan miskin semakin lebar.
- Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.
- Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
- Tersebarnya nilai-nilai budaya yang melanggar nilai-nilai kesopanan dan budaya bangsa melalui media massa seperti tayangan- tayangan film yang mengandung unsur pornografi yang disiarkan televisi asing yang dapat ditangkap melalui antena parabola atau situs-situs pornografi di internet.
- Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa, yang dibawa para wisatawan asing. Misalnya, perilaku seks bebas (free sex).
Gejala
individualisme di perkotaan, mobilitas penduduk yang tinggi serta efisiensi
merupakan kebiasaan hidup masyarakat kota yang telah terpengaruh budaya asing. Namun, tidak bisa disangkal bahwa
semua itu adalah karena pengaruh modernitas kehidupan manusia. Kebutuhan
manusia yang semakin beragam dan penghargaan atas waktu menjadikan efisiensi
dan kepraktisan sebagai sesuatu yang penting untuk manusia.
Dengan
demikian, segala kebiasaan yang bersifat rumit disederhanakan agar lebih
efisien.
Di
Indonesia, modernitas adalah salah satu konsep yangmenunjukkan adanya interaksi
antara budaya lokal dan budaya asing.
Ciri-ciri modernitas adalah mobilitas sosial yang tinggi, efisiensi, dan sikap
individualisme. Hal-hal tersebut tidak bisa dipungkiri telah memengaruhi
kehidupan manusia. Namun, setiap perubahan kebudayaan mempunyai dampak positif
dan negatif. Individualisme berdampak negatif apabila mendorong individu untuk
bekerja secara lebih produktif. Namun, di sisi lain individualisme juga
berdampak pada timbulnya sikap mementingkan diri sendiri. Selain itu, sebagai
dampak individualisme, kegiatan gotong royong dan bentuk-bentuk kelembagaan
sosial lainnya mulai diabaikan. Dengan demikian, modernitas tidaklah harus
dinilai secara positif atau negatif karena hal itu tergantung pada bagaimana
masyarakat dan individu memberikan penilaian sesuai dengan konteks
kebudayaannya.
Namun,
sebenarnya kemodernan tidak bisa dijadikan alasan untuk mengabaikan nilai-nilai
kebersamaan, empati, dan solidaritas sosial. Oleh karena itu, setiap
individu harus memiliki kesadaran untuk tetap menghargai nilai-nilai tersebut.
Perwujudan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas sosial dalam masyarakat
memang tidak bisa diterapkan secara kaku. Misalnya, lebih sulit untuk
menerapkan sikap tersebut di dalam masyarakat perkotaan. Hal itu disebabkan
sikap individualisme dan budaya materialisme yang lebih tinggi pada masyarakat
perkotaan. Oleh karena itu, perwujudan sikap empati sosial di dalam masyarakat
perkotaan tidak bisa diterapkan dengan meniru kebersamaan masyarakat di daerah
pedesaan. Perwujudan sikap empati sosial tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk
tindakan untuk membantu sesama yang mengalami musibah bencana alam. Contohnya
pada saat terjadinya bencana tsunami di Aceh, gempa Jateng dan Daerah Istimewa
Yogyakarta, dan bencana banjir di Jakarta tahun 2007, sikap kegotongroyongan
dan kebersamaan diwujudkan warga masya- rakat dalam berbagai bentuk
kegiatan sosial untuk meringankan penderitaan korban bencana alam.
Dampak / Pengaruh Positif bagi Kebudayaan Nasional
Kebudayaan asing menjadi baik bagi kebudayaan nasional ketika kebudayaan asing mampu memberi masukan kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian kebudayaan nasional. Selain itu, kebudayaan nasional menjadi menguntungkan bagi kebudayaan nasional ketika mampu menyumbangkan nilai lebih bagi kebudayaan nasional. Kebudayaan asing menjadi berguna bagi kebudayaan nasional manakala kebudayaan asing tersebut diterima di dalam insan pelaku kebudayaan nasional. Salah satu contoh kebudayaan asing yang memberi masukan kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian nasional adalah agama. Banyak agama yang masuk ke Indonesia sesuai dengan kepribadian bangsa, sehingga hampir seluruh agama yang masuk ke Indonesia dapat berkembang dengan baik. Sementara itu, salah satu contoh kebudayaan asing yang memberi
nilai lebih bagi kebudayaan nasional adalah masuknya teknologi tinggi bagi Indonesia. Teknologi mampu membantu manusia pada segala bidang. Nilai lebih didapatkan karena teknologi asing mampu memberi bantuan bagi keseharian hidup manusia. Adapun salah satu contoh kebudayaan asing yang berguna bagi kebudayaan nasional adalah lemari es. Lemari es berguna menampung, mendinginkan, membekukan, dan mengawetkan sesuatu.
Sumber :
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/pengaruh-budaya-asing-yang-masuk-ke-indonesia-generasi-muda.html
http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.com/2013/09/makalah-budaya-asing-di-indonesia-dan.html