Rabu, 05 November 2014

Kebudayaan yang masuk ke Indonesia dan pengaruhnya



            Kebudayaan suatu negara atau wilayah tidak terbentuk secara murni. Artinya, kebudayaan bukan hanya merupakan hasil interaksi dalam masyarakat, namun juga telah terpengaruh dan bercampur dengan unsur kebudayaan dari luar. Pengaruh budaya asing terjadi pertama kali saat suatu bangsa berinteraksi dengan bangsa lain. Misalnya, melalui perdagangan dan penjajahan. Dalam proses interaksi tersebut terjadi saling memengaruhi unsur budaya antarbangsa.

            Pada awalnya, perhatian para sarjana antropologi untuk memahami bagaimana unsur kebudayaan asing bisa masuk ke Indonesia adalah melalui penelusuran sejarah mengenai kedatangan bangsa-bangsa asing ke Indonesia yang bertujuan untuk melakukan kolonisasi. Pada masa kolonial Belanda diterapkan sistem administrasi, seperti kelurahan, kawedanan, desa, dan dusun yang sampai sekarang masih tetap berlaku. Pengaruh budaya asing lainnya yang bersifat positif adalah budaya baca tulis yang mulai diterapkan pada masyarakat di segala lapisan sosial.

Budaya asing tidak harus selalu diartikan budaya yang berasal dari luar negeri, seperti budaya barat. Namun, tidak bisa disangkal bahwa budaya barat berupa makanan, mode, seni, dan iptek memang telah banyak memengaruhi budaya masyarakat di Indonesia. Pada abad ke- 20 dan ke-21, pengaruh budaya asing di Indonesia dapat terlihat  melalui terjadinya gejala globalisasi. Dalam proses globalisasi terjadi penyebaran unsur-unsur budaya asing dengan cepat melalui sarana   teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi.

1. Faktor Sejarah
Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudra, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Karena letak geografis tersebut, Indonesia terletak di persimpangan jalan yang banyak disinggahi orang-orang asing. Akibatnya, Indonesia banyak menerima pengaruh unsur kebudayaan asing, seperti dari India, Cina, dan Eropa. Hubungan dengan masyarakat luar tersebut menyebabkan bertambahnya keaneka- ragaman kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia terdiri atas unsur kebudayaan asli, yaitu kebudayaan nenek moyang pada zaman prasejarah dan unsur kebudayaan dari luar, seperti kebudayaan Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Itulah sebabnya, kebudayaan Indonesia banyak yang diwarnai budaya asing. Misalnya, dalam gaya hidup, cara berpakaian, seni musik, dan seni tari. Pengaruh Hindu sangat terasa dalam susunan negara dan pemerintah, terutama mengenai kedudukan raja-raja pada zaman dahulu yang dianggap sebagai keturunan dewa yang bersifat turun-temurun. Dengan masuknya Hindu, rakyat Indonesia dapat belajar membaca dan menulis dengan huruf Palawa dan bahasa Sanskerta. Akibat pengaruh Hindu dan Buddha maka seni bangunan candi berkembang pesat, seperti dengan berdirinya Candi Borobudur, Prambanan, dan Mendut. Selain itu, agama Islam juga banyak memengaruhi masyarakat Indonesia. Hampir sebagian besar penduduk Indonesia terpengaruh budaya Islam. Bahkan di daerah Aceh, Banten, Cirebon, Demak, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Barat Islam berkembang pesat, terutama pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangsa Eropa di samping membawa pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi juga menyebarkan agama Kristen.

Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, Indonesia telah memasuki era globalisasi. Kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi telah menyebabkan masuknya pengaruh budaya dari seluruh penjuru dunia dengan cepat ke Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,  globalisasi adalah proses terbentuknya sistem organisasi dan sistem komunikasi antar- masyarakat di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk mengikuti sistem serta kaidah-kaidah yang sama. Pada era globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui dengan cepat oleh negara lain melalui media massa, seperti televisi, radio, surat kabar atau internet.

Globalisasi berlangsung melalui saluran-saluran tertentu, seperti media massa, pariwisata internasional, lembaga perdagangan dan industri internasional, serta lembaga pendidikan dan ilmu penge- tahuan. Saluran-saluran globalisasi, antara lain sebagai berikut.

a. Media Massa
Arus globalisasi diperoleh melalui media komunikasi massa, seperti radio, televisi, surat kabar, film, dan internet. Globalisasi melalui media massa telah membuat dunia menjadi seolah-olah tanpa batas.  Melalui media massa, seperti televisi yang disiarkan dalam jaringan satelit, peristiwa bencana Tsu- nami di Aceh pada tahun 2004 dapat diketahui di seluruh dunia. Demikain juga dengan perkembangan internet yang telah memudahkan perkembangan iptek dengan adanya kemudahan mengakses  berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia dengan murah dan cepat. Selain itu, dalam arus globalisasi, terjadi perubahan perilaku masyarakat di bidang mode pakaian, peralatan hidup, dan makanan akibat pengaruh penyebaran informasi  dari luar negeri  melalui media massa.

b. Pariwisata Internasional
Berkembangnya sektor pariwisata internasional juga berpengaruh terhadap penyebaran arus globalisasi. Kegiatan pariwisata internasional yang melibatkan banyak negara dapat dilakukan dengan mudah karena adanya kemajuan sarana transportasi dan telekomunikasi. Dengan meningkatnya ke- butuhan wisata antarnegara menyebabkan  masuknya devisa yang sangat dibutuhkan untuk membiayai pembangunan suatu negara. Dengan berkembangnya sektor pariwisata internasional, seseorang dapat dengan mudah berpergian dari satu negara ke negara lainnya.

c. Lembaga Perdagangan dan Industri Internasional
Globalisasi dalam perdagangan internasional ditandai dengan adanya pasar bebas. Dalam era pasar bebas, setiap negara akan berlomba-lomba mengembangkan keunggulan komparatifnya untuk menarik para investor dari luar negeri. Era pasar bebas juga ditandai  adanya kebebasan kontak perdagangan antarnegara tanpa dibatasi hambatan fiskal dan tarif. Walaupun setiap negara bebas untuk menjalin hubungan perdagangan, namun tetap diperlukan suatu wadah kerja sama di bidang ekonomi. Misalnya, pendirian dewan kerja sama ekonomi  Asia Pasifik (APEC) dan dewan kerja sama ekonomi Amerika Utara (NAFTA).

Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi bidang sosial budaya suatu bangsa. Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di kota-kota besar di Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan   teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Arus globalisasi yang penyebarannya sangat luas dan cepat tersebut membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif globalisasi, antara lain sebagai berikut.
  1. Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan kehidupan manusia.
  2. Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.
  3. Kemajuan teknologi memengaruhi tingkat pemanfaatan sumber daya alam secara lebih efisien dan berkesinambungan.
  4. Kemajuan iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai iptek sehingga bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa lain.


Globalisasi juga mempunyai dampak negatif, antara lain sebagai berikut.
  1. Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme) sehingga kegiatan gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai ditinggalkan.
  2. Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan mengukur segala sesuatu berdasarkan materi karena  hubungan sosial dijalin berdasarkan kesamaan kekayaan, kedudukan sosial atau jabatan. Akibat sikap materialisme,  kesenjangan sosial antara golongan kaya dan miskin semakin lebar.
  3. Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.
  4. Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena  status seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
  5. Tersebarnya nilai-nilai budaya  yang melanggar  nilai-nilai kesopanan dan budaya bangsa melalui media massa seperti tayangan- tayangan film yang mengandung unsur pornografi  yang disiarkan televisi asing yang dapat ditangkap melalui antena parabola atau situs-situs pornografi di internet.
  6. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa, yang dibawa para wisatawan asing. Misalnya, perilaku  seks bebas (free sex).


Gejala individualisme di perkotaan, mobilitas penduduk yang tinggi serta efisiensi merupakan kebiasaan hidup masyarakat kota yang telah terpengaruh budaya asing. Namun, tidak bisa disangkal bahwa semua itu adalah karena pengaruh modernitas kehidupan manusia. Kebutuhan manusia yang semakin beragam dan penghargaan atas waktu menjadikan efisiensi dan kepraktisan sebagai sesuatu yang penting untuk manusia.

Dengan demikian, segala kebiasaan yang bersifat rumit disederhanakan agar lebih efisien.

Di Indonesia, modernitas adalah salah satu konsep yangmenunjukkan adanya interaksi antara budaya lokal dan budaya asing. Ciri-ciri modernitas adalah mobilitas sosial yang tinggi, efisiensi, dan sikap individualisme. Hal-hal tersebut tidak bisa dipungkiri telah memengaruhi kehidupan manusia. Namun, setiap perubahan kebudayaan mempunyai dampak positif dan negatif. Individualisme berdampak negatif apabila mendorong individu untuk bekerja secara lebih produktif. Namun, di sisi lain individualisme juga berdampak pada timbulnya sikap mementingkan diri sendiri. Selain itu, sebagai dampak individualisme, kegiatan gotong royong dan bentuk-bentuk kelembagaan sosial lainnya mulai diabaikan. Dengan demikian, modernitas tidaklah harus dinilai secara positif atau negatif karena hal itu tergantung pada bagaimana masyarakat dan individu memberikan penilaian sesuai dengan konteks kebudayaannya.

Namun, sebenarnya kemodernan tidak bisa dijadikan alasan untuk mengabaikan nilai-nilai  kebersamaan, empati, dan solidaritas sosial. Oleh karena itu, setiap individu harus memiliki kesadaran untuk tetap menghargai nilai-nilai tersebut. Perwujudan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas sosial dalam masyarakat memang tidak bisa diterapkan secara kaku. Misalnya, lebih sulit untuk menerapkan sikap tersebut di dalam masyarakat perkotaan. Hal itu disebabkan sikap individualisme dan budaya materialisme yang lebih tinggi pada masyarakat perkotaan. Oleh karena itu, perwujudan sikap empati sosial di dalam masyarakat perkotaan tidak bisa diterapkan dengan meniru kebersamaan masyarakat di daerah pedesaan. Perwujudan sikap empati sosial tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk membantu sesama yang mengalami musibah bencana alam. Contohnya pada saat terjadinya bencana tsunami di Aceh, gempa Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan bencana banjir di Jakarta tahun 2007, sikap kegotongroyongan dan kebersamaan  diwujudkan warga masya- rakat dalam berbagai bentuk kegiatan sosial untuk meringankan penderitaan korban bencana alam.

Dampak / Pengaruh Positif bagi Kebudayaan Nasional

Kebudayaan asing menjadi baik bagi kebudayaan nasional ketika kebudayaan asing mampu memberi masukan kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian kebudayaan nasional. Selain itu, kebudayaan nasional menjadi menguntungkan bagi kebudayaan nasional ketika mampu menyumbangkan nilai lebih bagi kebudayaan nasional. Kebudayaan asing menjadi berguna bagi kebudayaan nasional manakala kebudayaan asing tersebut diterima di dalam insan pelaku kebudayaan nasional. Salah satu contoh kebudayaan asing yang memberi masukan kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian nasional adalah agama. Banyak agama yang masuk ke Indonesia sesuai dengan kepribadian bangsa, sehingga hampir seluruh agama yang masuk ke Indonesia dapat berkembang dengan baik. Sementara itu, salah satu contoh kebudayaan asing yang memberi
nilai lebih bagi kebudayaan nasional adalah masuknya teknologi tinggi bagi Indonesia. Teknologi mampu membantu manusia pada segala bidang. Nilai lebih didapatkan karena teknologi asing mampu memberi bantuan bagi keseharian hidup manusia. Adapun salah satu contoh kebudayaan asing yang berguna bagi kebudayaan nasional adalah lemari es. Lemari es berguna menampung, mendinginkan, membekukan, dan mengawetkan sesuatu.




Sumber :

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/pengaruh-budaya-asing-yang-masuk-ke-indonesia-generasi-muda.html

http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.com/2013/09/makalah-budaya-asing-di-indonesia-dan.html

Senin, 06 Oktober 2014

Cara mudah meningkatkan kemampuan bersosialisasi



         Hallo teman-temanku sebangsa dan setanah air, sering banget kita lupa kalo sosialisasi itu penting buat setiap manusia lohhh...dan setiap manusia harus pandai bersosialisasi serta harus tau gimana sih caranya meningkatkan kemampuan bersosisalisasi kita? nahhh di sini Saya akan membahas bagaimana sih cara mudah meningkatkan kemampuan bersosialisasi kita.
Jadi cara mudah meningkatkan kemampuan bersosialisasi tuh ada 5, langsug aja niihhhh......

1. Latih kemampuan berkomunikasi
Melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain dapat dimulai dari hal-hal kecil. Meskipun itu hanya dimulai dengan sebuah basa-basi seperti melempar senyuman atau bertanya kepada orang lain terlebih dahulu mengenai kabar atau pekerjaan.
Kalau ada feedback, maka akan membuat Anda terdorong untuk lebih berani berkomunikasi lebih lanjut dengan orang lain.

2. Utarakan hal-hal yang lebih teknis
Bangun komunikasi dengan mengutarakan hal-hal yang lebih teknis. Namun sebaiknya focus pembicaraan harus jelas, obrolan tanpa arah akan membuat lawan bicara Anda bingung.

3. Perluas wawasan
Agar dapat menjalin komunikasi yang baik, sebaiknya perluas wawasan Anda. Caranya yaitu rajin membaca agar Anda lebih mudah mengetahui arah pembicaraan dan tidak salah pengertian mengenai topic pembicaraan yang dibahas.

4. Ketahui waktu untuk diam dan bicara
Anda harus tahu kapan waktu untuk bicara dan diam. Diam disini untuk belajar mengetahui orang lain dan mengamati dulu mengenai sesuatu. Menjadi pendengar yang baik dapat memnbuat Anda mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berbicara. Sehingga orang lain dapat lebih menghargai Anda.\

5. Hati-hati berkomentar
Simak dengan baik ketika orang lain sedang mengajak Anda berbicara. Jika hendak berkomentar, jangan mengeluarkan pernyataan yang akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Pastikan bahwa komentar kita memang berisi.

Nahh cukup sekian yaa, sudah jelas kan gimana cara mudah meningkatkan kemampuan besosialisasi?? Semoga bisa bermanfaat buat kita semua yaa....



Sumber :
1.      http://yuanfachrulamanda.wordpress.com/2011/10/06/bersosialisasi-dengan-cara-yang-tepat/
  1. http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/25/bergaul-dengan-teman-teman-positif/
  2. http://lifestyle.okezone.com/read/2008/11/03/198/160092/198/cara-mudah-meningkatkan-kemampuan-bersosialisasi
  3. Jhon C.Maxwell, Relationship 101, MIC Publishing, Surabaya: 2010

Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial



Pada dasarnya,manusia adalah makhluk individu manusia yang merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau manusia sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Adapun uraian lebih lanjut mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial adalah sebagai berikut:
1.      Manusia sebagai Makhluk Individu
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang pada hakikatnya mereka sebagai makhluk individu. Adapun yang dimaksud individu menurut(Effendi, 2010: 37) adalah berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa Inggris in mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artinya bahwa manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani atau fisik dan psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir kembar. Secara fisik mungkin manusia akan memiliki banyak persamaan namun secara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan perbedaan tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian seseorang akan sangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
Menurut Nursid Sumaatmadja (Effendi, 2010:39) kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya jika mendapat rangsangan dari lingkungan.Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan karakteristik yang khas dari seseorang.Secara normal, setiap manusia memiliki potensi dasar mental yang berkembang dan dapat dikembangkan yang meliputi (1) minat (sense of interest), (2) dorongan ingin tahu (sense of curiousity), (3) dorongan ingin membuktikan kenyataan (sense of reality) (4) dorongan ingin menyelidiki (sense of inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery). Potensi ini berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan suasana kondusif. Jika fenomena sosial di lingkungannya telah tumbuh potensi-potensi mental yang normalnya akan terus berkembang.
Berawal dari potensi-potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing masing, ingin merealisasikan dan mengaktualisasikan dirinya. Dalam arti ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Setiap
 individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya yang berbeda dengan yang lainnya, tidak ada manusia yang betul-betul ingin menjadi orang lain, dia tetap ingin menjadi dirinya sendiri sehingga dia selalu sadar akan keindividualitasnya.
Menurut Zanti Arbi dan Syahrun (Sadulloh, 2009:81) menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, dan perilakunya. Orang yang betul-betul manusia adalah orang yang bertanggung jawab penuh. Tidak ada orang lain yang  mengambil alih tanggung jawab dalam hidupnya. Kata hatinya adalah kata hatinya sendiri.
Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru kita harus memahami bahwa anak memiliki potensi untuk berkembang yang ingin menjadi pribadinya sendiri. Anak dalam perkembangannya akan memperoleh pengeruh dari luar, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya sendiri. Pengaruh tersebut akan dia olah secara pribadi, sehingga apa yang dia terima akan merupakan bagian dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi individu yang berbeda dan tidak sama dengan yang lainnya. Selain itu, pendidik harus sadar bahwa anak bukan satu satunya manusia yang berhak untuk mendidik anak tersebut. pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti atau menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri. 
2.      Manusia sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga merupakan makhluk sosial. Adapun yang dimaksud Istilah sosial menurut adalah ”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas dari manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.Seperti kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampa iusia tertentu manusia adalah mahkluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang orang disekitar iatidak dapat berbuat apa-apa  dan untuk segala kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada luar dirinya sepert iorang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga abadi yang menjadi kelompok sosial pertama dikenalnya.  Pada perjalanan hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan dasakepribadian dan proses pendewasaan yang didalamnya selalu terjadi “sosialisi”  untuk menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan dasar, nilai-nilai, normasosial dan etika-etika pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan untuk mencari berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya,   manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan sosial.
Ø  Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa anusia dikatakan sebagaimakhluksosial, karenabeberapaalasan:
a.       Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b.       Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c.       Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d.      Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.


Sumber : http://mranarchiy.blogspot.com/2013/12/makalah-manusia-sebagai-makhluk.html